Di daerah saya yaitu propinsi sumatera selatan, mencari peternak burung puyuh akan merasa kesulitan. Telur puyuh yang ada di pasaran kebanyakan merupakan telur yang berasal dari pulau jawa. Meskipun ada yang beternak puyuh jumlahnya sangat sedikit dan tidak menjual bibit puyuh kepada para calon peternak yang mau memulai usahanya. Ini di karenakan mereka takut di saingi dalam usaha peternakan puyuhnya. Seperti misalnya saya pernah mencari bibit puyuh di daerah sekitaran, ada yang pelihara tetapi ketika ditanya jual telur tetas atau bibit puyuh mereka menjawab tidak menjualnya. Karena tidak mendapatkan bibit puyuh yang saya cari, kemudian saya terpikir untuk mencari bibit puyuh melalui internet. Saya mulai browsing di internet dan saya memutuskan untuk membeli telur tetasnya saja. Kebetulan dulu saya sudah biasa menetaskan telur itik menggunakan mesin penetas sederhana yang sampai saat ini masih bagus.
Akhirnya pesanan saya sampai juga dari daerah propinsi riau melalui jasa angkutan bis antar kota. Saya periksa telurnya lumayan banyak yang pecah tetapi masih ada yang masih bias ditetaskan. Saya pesan 700 butir telur puyuh yang nantinya saya pikir bisa untuk dijadikan bibit. Kapasitas mesin penetas saya mampu memuat 700 butir telur puyuh dalam sekali operasi penetasan. Sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin penetas ada beberapa langkah yang harus dilakukan pada mesin penetas tersebut yaitu :
- Isi dulu nampan air pada mesin penetas kira-kira setengah nampan dengan air yang bersih, air ini bertujuan untuk menjaga persentase kelembaban dalam mesin penetas. Kelembaban yang baik sekitar 70% jika diukur menggunakan hygrometer.
- Panaskan mesin penetas telur selama seharian sambil mengatur suhu ideal untuk penetasan telur puyuh, suhu yang baik stabil pada 37 derajat celcius atau 100 derajat Fareinheit. Atur dengan cara memutar sekerup pada thermostat. Di sini thermostat berfungsi untuk menjaga suhu di dalam mesin penetas telur puyuh stabil pada suhu yang diperlukan.
- Jika suhu sudah stabil masukkan telur puyuh pada rak telur dengan hati-hati supaya tidak terjadi benturan yang mengakibatkan retaknya kulit telur. Retak sedikit saja telur puyuh tidak akan menetas. Bagian tumpul diletakkan bagian atas sedangkan lancip di bagian sebelah bawah. Kalau cara ini tidak bisa letakkan dengan cara mendatar saja.
Syarat telur puyuh yang baik untuk ditetaskan :
1. Dalam kondisi bersih.
2. Bentuknya oval.
3. Mempunyai berat sebesar 10 – 11 gram.
4. Kulitnya halus.
5. Tebal kulitnya rata.
6. Berwarna putih dan mempunyai bintil hitam
7. Umur penyimpanan telur kurang dari 4 hari setelah ditelurkan
Proses Penetasan :
- Hari ke-1 s/d hari ke-2
Pada dua hari pertama ini jaga suhu dalam ruangan penetasan sebesar 37oC atau 100oF, ventilasi semuanya dalam keadaan tertutup rapat, dan pintu mesin penetas jangan dibuka-buka. Pada dua hari pertama ini pembalikan telur belum dilakukan.
- Hari ke-3 s/d hari ke-7
- Hari ke-8 s/d 14
Suhu ruangan dijaga stabil sama seperti sebelumnya, ventiasi semua terbuka dan proses pembalikan telur masih tetap dilakukan.
- Hari ke-14 s/d hari ke-17
Mulai hari ke-14 pembalikan telur dihentikan sampai dengan penetasan. Jika proses penetasan normal, misalna listrik jarang mati dan suhu stabil pada 37oC, pada hari ke-17 sanak puyuh telah selesai menetas. Pemindahan anak puyuh ke kandang box dilakukan setelah buluh-buluh anak puyuh sudah mengering.
Anak Puyuh Mulai Menetas
Demikianlah proses penetasan telur puyuh menggunakan mesin tetas. Penetasan yang baik jika hasil penetasan mencapai angka 80%, artinya dari 100 butir telur puyuh seikitnya harus menetas sebanyak 80 ekor anak puyuh. Jika angka penetasan dibawah 80%, ini bias disebabkan antara lain :
- Mesin penetas kurang bagus
- Sering mati listrik
- Suhu terlalu dingin atau terlalu panas
- Lama penyimpanan telur lebih dari 4 hari
- Telur terinfeksi virus penyakit
- Perbandingan betina dan jantan tidak sebanding, seharusnya betina : jantan = 3 : 1
- Kwalitas telur kurang bagus
SELAMAT MENCOBA !!
Note: Only a member of this blog may post a comment.