Powered by Blogger.

Monday, February 29, 2016

Cara Melakukan Seleksi Peneropongan Telur Eraman

Tentunya yang akan kita bahas disini bukan peneropongan telur puyuh melainkan peneropongan telur ayam dan itik. Mengapa telur puyuh tidak dilakukan peneropongan, jawabnya karena telur puyuh sangat sulit dilalukan peneropongan karena telur puyuh mempunyai totol-totol hitam dicangkangnya. Peneropongan telur puyuh juga bisa tetapi umur eraman minimal sudah satu minggu, meskipun begitu masih akan terjadi banyak kesalahan salam seleksi peneropongan.

Peneropongan telur eraman berguna untuk seleksi telur yang dibuahi atau fertile dan memisahkan telur yang tidak dibuahi. Telur hasil eraman yang tidak dibuahi kemudian bisa dijual atau dikonsumsi.  Kalau tidak segera dilakukan seleksi dengan peneropongan dan telur dibiarkan hingga ada yang menetas, maka telur yang tidak dibuahi ini akan membusuk dan mengganggu telur-telur yang fertile lainnya. Selain itu jika banyak telur yang tidak dibuahi atau tidak fertile bisa mengakibatkan kerugian karena telur yang tidak fertile tidak akan menetas sehingga persentase pengeraman menjadi kecil.

Seleksi dengan peneropongan telur eraman sebaiknya dilakukan sebanyak tiga kali dalam satu proses pengeraman. Seleksi pertama dilakukan setelah umur eraman 3 x 24 jam atau tiga hari, tetapi seleksi pada umur eraman ini akan terasa sulit bagi yang belum berpengalaman. Selanjutnya peneropongan dilakukan pada umur eraman sudah tujuh hari atau satu minggu, pada masa ini peneropongan akan mudah dilakukan karena pertumbuhan embrio telur sudah cukup besar. Selanjutnya peneropongan terakhir pada saat umur telur eraman berumur dua minggu.

Dari proses seleksi peneropongan telur tersebut berikut saya jelaskan lagi tujuan dan ciri-ciri telur eraman pada ketiga masa peneropongan telur tersebut :


Peneropongan Hari Ketiga Masa Pengeraman

Tujuan peneropongan telur pada hari ketiga masa pengeraman ini bertujuan untuk seleksi telur yang dibuahi atau fertile. Hasil seleksi, telur yang tidak dibuahi dikeluarkan dari mesin penetas untuk selanjutnya dijual atau bisa dikonsumsi. Supaya telur bisa dijual maka cangkang telur tetas jangan diberi tanda dulu pada saat telur pertama kali dimasukkan ke mesin petetas. Telur tetas biasanya diberi tanda atas A dan bawah B supaya mudah melakukan pembalikan yang dilakukan satu persatu dengan tangan. Untuk mesin tetas yang pembalikan telur secara otomatis memutar rak tidak perlu diberi tanda. Ciri-ciri telur yang fertile dengan yang tidak pada peneropongan pertama agak sulit dibedakan, tetapi bagi yang biasa dan pengalaman tidak jadi masalah.
Perbedaan Telur Fertil dan tidak Fertil Sangat Sedikit Bedanya

Gunakanlah Alat Peneropong Telur yang sinarnya terang, dan sebaiknya peneropongan dilakukan pada malam hari di ruangan yang gelap. Bagi yang sudah berpengalaman alat teropong telur cukup dengan menggunakan genggaman tangan yang dibentuk seperti teropong, dengan cahaya dari satu lampu pijar 5 watt saja. Peneropongan dilakukan dengan sudut tumpul telur menghadap ke atas, sedangkan sudut lancipnya dibawah, putar-putar telur sehingga akan terlihat gumpalan warna hitam ditengah-tengah telur yang bertanda telur fertile, sedangkan telur yang tidak fertile terlihat jernih tanpa ada gumpalan hitam. Meskipun terlihat gumpalan hitam pada telur yang tidak fertile tetapi gumpalan hitam yang tampak blur, atau samar-samar yang merupakan bayangan dari kuning telur.


Peneropongan Hari Ketujuh (Satu Minggu) Masa Pengeraman

Tujuan peneropongan telur pada hari ketujuh adalah untuk seleksi telur yang fertile tetapi telah mati sebelum menetas. Telur yang mati ini masih bisa dikonsumsi karena embrio pada telur mati belum membentuk saluran syaraf darah dan tidak berbau busuk. Tetapi untuk telur fertile yang masih hidup sudah akan terlihat cabang-cabang saluran syaraf darah dan denyut jantung pada embrio telur. Telur yang sudah mati ini tidak boleh dibiarkan lama-lama di dalam mesin penetas karena akan mengganggu telur lainnya sehingga ikut mati dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.



Detak Jantung dan Syaraf Darah sudah Terlihat
sedangkan Telur Embrio Mati Terlihat Bercak tak Beraturan

Pada hari ketujuh ini peneropongan sudah cukup mudah dilakukan, karena perkembangan embrio janin telur sudah cukup besar. Detak jantung sudah terlihat jelas, dan saluran-saluran syaraf darah sudah sangat jelas terlihat. Bagi yang belum pengalaman peneropongan hari ketujuh ini tidak akan mengalami kesulitan, apalagi sudah menggunakan Alat Peneropong Telur yang lumayan bagus.


Peneropongan Hari Keempat-Belas (Dua Minggu)  Masa Pengeraman

Peneropongan telur pada minggu kedua ini tujuannya sama seperti pada peneropongan minggu pertama, yaitu mencari telur yang embrionya sudah mati. Telur hasil peneropongan terakhir ini sudah tidak dapat dijual apalagi dikonsumsi karena telur sudah memiliki embrio dan membusuk. Singkirkan telur dari dalam mesin penetas karena akan menyebabkan bau yang tidak sedap di dalam mesin penetas. Peneropongan yang ketiga ini merupakan proses peneropongan yang terakhir, sehingga kita selanjutnya tinggal menunggu waktu penetasan. Untuk ayam biasanya akan memakan waktu 21 hari pengeraman, untuk itik jawa 28 hari pengeraman, untuk entok sampai 40 hari, sedangkan puyuh yang paling singkat waktu pengeramannya cuma 17 hari.

Embrio Hidup Terlihat Hitam Merata
Embrio Mati Terlihat Sedikit Bercak Putih di Sekitar Ruang Udara


Pada saat penetasan telur yang tersisah dari seleksi peneropongan juga tidak semuanya akan menetas meskipun sudah semuanya fertile. Masih ada embrio yang mati saat pengeraman, atau bahkan gagal saat menetas sehingga mati, padahal telur sudah pecah oleh patukan paruhnya. Kematian telur selama proses pengeraman ini akibat beberapa hal yaitu umur telur saat pengumpulan terlalu lama, perawatan kita selama pengeraman kurang baik, juga akibat sering mati listrik yang tidak segera diganti dengan sumber pemanas darurat seperti lampu templok atau ada juga yang menggunakan lilin.





Previous
Next Post »

Note: Only a member of this blog may post a comment.